Bersyukur bukanlah hal yang mudah ketika kita mengalami keadaan sukar dalam hidup ini. Namun, lebih sukar lagi untuk bersyukur ketika keadaan sukar yang kita alami tak kunjung berakhir.
- Melalui Krisis / Kesukaran Hidup, Yesus Mau menunjukkan Kemuliaan-Nya. (Yoh 11:4) Empat hari setelah kematian Lazarus, Yesus baru tiba disana. Hal ini dilakukan Yesus supaya mereka belajar untuk percaya. Secara medis, orang yang sudah mati empat hari, tubuhnya sudah mulai membusuk, jadi mustahil bisa hidup lagi. Namun bagi Allah tidak ada perkara yang mustahil (Band. Lukas 1:37). Bila kita mau percaya, segala sesuatu mungkin terjadi. Lazarus yang sudah mati empat hari dibangkitkan, dan nama Tuhan dimuliakan lewat mujizat itu.
- Ada Rencana Indah Dibalik setiap Krisis / Kesukaran Hidup. Seperti Maria dan Marta, kerap kali kita juga berharap Tuhan segera menolong kita saat mengalami musibah. Secara natural, kita tidak ingin tinggal dalam krisis, sebab hal itu menyakitkan jiwa kita. Jujur saja, saya juga tidak suka tinggal dalam krisis, sehingga kerap kali saya mengharapkan Tuhan segera bertindak agar saya bisa keluar dari krisis. Sama seperti Ayub, saya juga pernah membela diri dan menyalahkan Tuhan yang tidak adil karena krisis yang saya alami tidak kunjung berhasil. Namun, pada akhirnya saya menyadari bahwa Tuhan mengizinkan krisis itu agar saya belajar percaya dan mengenal-Nya dengan benar. Melalui Krisis, Tuhan mengajar saya akan arti kasih sejati dan hakikat pelayanan yang sebenarnya. Dan dibalik krisis yang terjadi, ada berkat dan rencana indah yang sudah Tuhan sediakan buat kita.
- Melalui Krisis, Akan Terjadi Perjumpaan Dengan Tuhan. (Ayub 42:1-6) Bila kita membaca kisah Ayub, seolah-olah sumber masalah yang dialami Ayub adalah iblis atas seijin Tuhan. Padahal sebenarnya sumber masalah bukanlah iblis, melainkan dirinya sendiri. Memang benar, iblislah yang menyebabkan Ayub kehilangan harta dan anak-anaknya, dan sakit-penyakit atas diri Ayub. Namun Tuhan mengizinkannya karena ada sesuatu dalam diri Ayub yang perlu dipulihkan dan disempurnakan. Alkitab mencatat, Ayub adalah orang yang saleh dan hidup takut akan Tuhan. Namun Ayub melakukan semua itu bukan berdasarkan pengenalannya yang benar akan Allah, sebab ia mendengar tentang Allah hanya dari kata orang. Hasilnya ? Setelah Tuhan selesai memprosesnya, Ayub dapat berkata, "Hanya dari kata orang aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau." (Ayub 42:5) Inilah Tujuan Tuhan yang sebenarnya dari semua masalah/krisis yang menimpa diri Ayub, yaitu agar Ayub memiliki pengertian yang benar tentang Allah. Dan melalui Krisis yang Ayub alami, terjadilah perjumpaan dengan Tuhan secara Pribadi, dan Ayub dipulihkan secara luar biasa oleh Tuhan. Amin









