************************************************
Kepada Yth
Tuhan
di Surga
Tuhan yang baik, saya mau melanjutkan sekolah, tapi orang tua saya tidak punya uang. Ibu saya juga sedang sakit, mau beli obat. Tuhan saya butuh uang Rp.20.000,- untuk beli obat ibu, Rp.20.000,- untuk membayar uang sekolah, Rp.10.000,- untuk membayar uang seragam, dan uang buku Rp.10.000. Jadi semuanya Rp.60.000,- Tuhan.
Terima kasih Tuhan, saya tunggu kiriman uangnya.
Dari : Rio
************************************************
Rio pun pergi ke kantor pos untuk mengirim suratnya.
Membaca tujuan surat tersebut, petugas kantor pos merasa iba melihat Rio, sehingga tidak tega mengembalikan suratnya. Bingung mau dikemanakan surat itu, akhirnya petugas pos itu menyerahkan ke kantor polisi terdekat. Membaca isi surat itu, Komandan Polisi merasa iba dan tergerak hatinya untuk menceritakan hal tersebut kepada anak buahnya. Walhasil, para polisi pun mengumpulkan dana untuk diberikan ke Rio, tetapi dana yang terkumpul hanya Rp.55.000,-
Sang Komandan pun memasukkan uang yang terkumpul ke dalam amplop, dan menulis keterangan "Dari Tuhan di Surga" dan menyerahkan ke anak buahnya untuk dikembalikan ke Rio.
Menerima uang tersebut, Rio merasa sangat senang permintaannya terkabul, walaupun yang diterima hanya Rp.55.000,- Rio pun bergegas mengambil kertas dan pensil, dan menulis surat lagi :
***********************************************
TUHAN LAIN KALI KALO MAU KIRIM UANG, JANGAN LEWAT POLISI, KARENA KALAO LEWAT POLISI DI POTONG RP. 5.000,-!
***********************************************
Polisi : GUBRAKKKKK
Renungan :
Perbuatan-perbuatan kita di masa lalu, atau keluarga kita, kelompok kita, suku kita bahkan bangsa kita (seperti bom Bali atau pengrusakan tempat ibadah) sering membuat dan membentuk sebuah ' opini ' , ' image ' tentang kita, keluarga kita, suku dan bahkan bangsa kita.
Opini itu sendiri belum tentu benar, karena perbuatan 'oknum' bukanlah perbuatan 'koorporate'. Perbuatan seorang pribadi, tidak mewakili keluarganya.
Namun, karena itulah kenyataan yang ada, maka marilah kita belajar untuk hati-hati bertindak, karena perbuatan kita bisa merugikan keluarga kita, suku kita, koorporate kita, bangsa kita.
Tuhan memberkati.









